Hanya Kepada Allah Kita Berserah Diri. Aku tapaki jalan ini penuh pinta...
Kesenangan adalah impian yang kusimpan untuk kuminta pada Tuhan ketika tubuh ini sudah menjadi tulang belulang...
Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi...
Banyak sudah manusia yang mati, dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan...
Mengenangkan orang-orang tercinta, adalah rasa hina karena tak sanggup membalaskan kebaikan-kebaikan mereka semua...
Betapa mudah hati ini lupa oleh kenikmatan yang tak seberapa ini...
Lupa asal-usul, lupa tempat kembali sesudah mati, dan lupa pada tujuan penciptaan ini...
Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah saat untuk bersiap-siap...
Aku tapaki jalan ini penuh keringat air mata...
Sesungguhnya keindahan hidup sebagai orang yang beriman kepada-Nya, adalah ketika kita bisa memberi manfaat, atau ketika belum sanggup kita mengambil manfaat dari sesama...
Maka, kemanakah kita harus berlari kalau bukan kepada Allah..?
Kemanakah harus meminta pertolongan kalau bukan kepada Allah..?
Kemanakah harus mengeluh di saat manusia sudah terlelap tidur, kalau bukan kepada Allah..?
Bukankah kalau kita mendekat kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan menyambut kita dengan berlari..?
Bukankah kalau kita berjalan kepada Allah selangkah, maka Allah akan mendekati kita bebera langkah..?
Maka, aku menyungkurkan kening yang hina ini untuk berdo'a kepada-Nya...
Karena, Allah Ta'ala adalah sebaik-baik tempat meminta dan sebaik-baik pemberi...
Dan sesungguhnya Allah Swt, lebih dekat dari pada urat leher kita sendiri...